Senin, 12 Januari 2015

Karya Seni Teater Tradisional Mancanegara



Nama  : Resti Anugrahsari                NPM : 19514092
Kelas : 1PA06     


    PENDAHULUAN

Karya seni adalah suatu hasil yang diciptakan oleh seseorang yang mempunyai unsur keindahan. Teater termasuk ragam seni yang merupakan pengembangan ekspresi diri dengan perpaduan bahasa rupa, bunyi, gerak, dan peran. Seni teater tumbuh dan berkembang dalam dimensi ruang dan waktu, baik tradisional maupun non tradisional, di Nusantara maupun Mananegara. Pada karya tulis ini pembaca akan mengetahui esensi pertunjukan teater tradisional mancanegara.
Kata teater diambil dari bahasa inggris theatre yang berarti gedung pertunjukan atau dunia sandiwara. Kata theatre dalam bhasa inggris itu sendiri berasal dari bahasa Yunani theatron yang berarti takjub melihat. Mungkin, banyak penonton yang merasa takjub serta puas menyaksikan tontonan teatre yang dipentaskan tersebut.
Teater ini juga merupakan karya seni yang dapat memberi sumbangan bagi keluruhan budi dan kematangan jiwa. Untuk mengapresiasi suatu karya seni, ksususnya seni teater memerlukan kesungguhan dan konsentrasi penuh. Oleh karena itu untuk dapat mengapresiasikan dan mengekspresikan diri dalam karya seni teater dengan baik, calon pemeran perlu mempersipakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pementasan teater, khususnya teater mancanegara (Asia) dengan baik.






APRESIASI KARYA SENI TEATER TRADISIONAL MANCANEGARA

Peranan Pertunjukan Teater Tradisional Mancanegara
Seni teater tradisional memiliki peran penting pada suatu masyarakat. Teater tradisional disamping menjadi bagian masyarakat, terutama dalam kegiatan hiburan. Juga memiliki peran sebagai sarana penyampaian informasi, komunikasi,  penyebar pesan sosial atau hal-hal yang berhubungan dengan adat istiadat

Unsur Estetis dan Unsur Pementasan Teater Tradisional Mancanegara
a.      Tata Musik
Tata musik akan memiliki kualitas estetis jika penataan musiknya sesuai dengan situasi dan kondisi adegan yang sedang berlangsung.
b.      Tata Gerak
Apabila tata gerak pemain dalam pementasan dilakukan dengan baik, maka akan kelihatan indah dan penonton tidak akan merasa bosan.
c.       Keunikan
Setiap pementasan pasti memiliki kekhasan. Contoh-contoh nya antara lain:
-          Tari ngremo yang selalu mengawali pertunjukan ludruk dari Jawa Timur.
-          Perpaduan seni tari, musik, busana, dan lukis pada pertunjukan wayang orang.
d.      Isi cerita
Isi cerita merupakan sumber pengalaman batin. Cerita drama dikatakan bermutu apabila terdapat hal-hal humanistis yang aktual, menampilkan hal-hal yang baru.
Unsur-unsur pementasan
a.      Tokoh
Pelaku dalam sebuah teater tersebut.
b.      Perwatakan
Penggambaran sifat batin seseorang yang diangkat dalam cerita. Watak tokoh ini terbagi menjadi 3 dimensi watak, yaitu:
·         Keadaan fisik
·         Keadaan psikis
·         Keadaan sosiologis
c.       Latar
d.      Dekorasi
Background yang melatar belakangi suatu tema pementasan.
e.       Busana
Perlengkapan yang dipakai oleh pemain selama pementasan berlangsung
f.       Tata Rias
Seni yang menggunakan bahan-bahan kosmetik untuk menghias wajah pemain

Merancang Karya Teater Kreatif dari Teater Tradisioanl Mancanegara
1.     Menuliskan Gagasan Pembuatan Karya Seni Teater Kreatif
a.      Menentukan Tema
Langkah pertama dalam menuangkan gagasan pembuatan karya seni teater kreatif dari teater tradisional Asia sama seperti pada pembuatan karya seni teater kreatif dari teater tradisional Nusantara, yaitu menentukan tema. Dalam menentukan tema perlu memilih atau melakukan seleksi tema dari cerita tradisional Asia. Kemudian disesuaikan dengan situasi dn kondisi atau latar belakang masyarakat penonton yang nantinya akan dikembangkan menjadi teater kreatif. Pemilihan tema dalam pembuatan karya seni teater kreatif dari teater tradisional Asia hendaknya mengambil hal-hal yang dekat dengan penulis atau pencipta. Tema yang dipilih hendaknya mengambil tema yang aktual dan mengandung nilai-nilai atau norma-norma kemasyarakatan.
b.      Menentukan Karakterisasi
Karakterisasi adalah pelukisan watak pada tiap-tiap tokoh. Oleh karena itu, dalam menentukan karakterisasi harus disesuaikan dengan tokoh-tokoh yang telah ditentukan.
Tokoh menurut perannya dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
b.1. Tokoh protagonis, yaitu tokoh utama yang menjadi pembawa arah cerita. Tokoh ini diidentikan dengan peran baik.
b.2.  Tokoh antagonis, yaitu tokoh utama yang berperan sebagai penentang alur cerita. Tokoh ini diidentikan dengan peran jahat.
b.3.  Tokoh tritagonis, yaitu tokoh yang berperan sebagai penengah antara tokoh protagonis dengan tokoh antagonis.
b.4.  Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang berperan membantu tokoh utama. Secara langsung dan tidak langsung tokoh ini juga terlibat konflik.
c.       Menentukan Struktur Plot dan Konflik
Dalam menentukan struktur plot dan konflik, seorang penggagas atau sutradara harus memahami struktur plot. Struktur plot adalah susunan jalan cerita (alur). Sedangkan yg dimaksud dengan konflik ialah pertenangan antara tokoh dengan tokoh lainnya atau dengan lingkungannya. Ada dua macam konflik di dalam dunia teater: Konflik batin, yaitu pertentangan pikiran dan perasaan. Sedangkan konflik lahir, yaitu konflik-konflik yang tampak. Seperti, perebutan harta.
d.      Menentukan Setting Cerita
-Latar Waktu adalah waktu yang menunjukkan terjadinya peristiwa drama. Dalam pementasan, biasanya setting suasana atau waktu dibantu dengan ilustrasi lampu dengan musik.
-Latar Tempat adalah posisi peristiwa drama itu terjadi atau berlangsung.

Pengertian setting dalam karya pentas teater adalah tempat permainan drama berlangsung. Disinilah semua unsur-unsur artistik dan estetis dipadukan. Dalam pembuatan setting/latar/panggung harus disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan isi naskah atau cerita, pembagian adegan, jumlah pemain, pengelompokan pemain, crossing, latar tempat dan latar waktu kejadian dramatis, model garapan, serta keseimbangan bentuk ruang, ukuran, atau pewarnaan.

2.      Pembuatan Karya Seni Teater Kreatif
a.      Menyusun Karya Seni Teater Kreatif Sesuai dengan Kaidah Pentas
Menyusun karya seni teater berarti menyusun atau menuliskan naskah drama yang dipentaskan. Naskah drama ialah naskah tentang kisah kehidupan manusia dengan problematika yang ditulisk melalui dialog-dialog para tokoh.
Naskah drama tersebut harus disesuikan dengan kaidah pentas. Tema dan ceritanya pun diambil dari cerita-cerita tradisional Asia yang nantinya dikembangkan menjadi karya seni teater yang kreatif.
Tahapan-tahapan untuk menyusun atau menulis drama:
1.      Carilah sebuah cerita
2.      Selanjutnya baca dan dipahami cerita tersebut
3.      Kemudian ubahlah jalan cerita menjadi beberapa adegan yang disesuaikan dengan tempat kejadiannya
4.      Tentukanlah tokoh-tokoh yang muncul dalam setiap adegan
5.      Lalu tuliskanlah isi cerita dari tiap adegan dengan dialog para tokoh
6.      Tuliskan petunjuk-petunjuk teknis
7.      Dan terakhir teliti ulang karya tersebut dan ubah jika temukan kesalahan.
b.      Menyajikan Karya Seni Teater
Tahap-tahap yang perlu diperhatikan dalam keberhasilan penyajian karya seni teater:
1.      Persiapan
2.      Mengkaji naskah
3.      Pemilihan pemain
4.      Pertemuan dan kerja.

Teknik-Teknik yang Berhubungan dengan Pementasan Teater
a.      Teknik Olah Tubuh
Dalam pertunjukan teater tradisional mancanegara (Asia) juga memerlukan olah tubuh sebelum dimulai pementasan. Hal ini dilakukan agar dalam mengespresikan diri, tubuh bisa lentur, sanggup memainkan semua peran. Dalam melakukan olah tubuh ada beberapa bentuk yang dapat dilakukan, yaitu latihan menari, silat, renang, dsb.
b.      Teknik Olah Pikiran
Memainkan peran harus melakukan olah pikir, yaitu dengan berlatih menggunakan akal. Akal merupakan tenaga rohani yang paling tinggi dan sebagai tenaga yang bisa membuat seseorang menjadi kritis dalam menghadapi berbagai persoalan yang pelik.
c.       Teknik Olah Suara
Vokal merupakan tenaga dalam olah suara. Dengan vokal yang baik akan bisa memberi kontribusi yang besar bagi keberhasilan pertunjukan atau pementasan karya seni teater. Ukuran bagus dan tidaknya suatu vokal terletak pada kuat atau tidaknya suara yang diproduksi lewat mulut.

Pentingnya Bekerja Sama dalam Berteater
            Sikap egois harus dijauhkan untuk menerapkan kerja sana dalam berteater. Kerja sama atau komunikasi antara sutradara dengan pemain, pemain dengan pemain yang lain, sutdradara dengan staf, dan pemain dengan staf perlu dijalin dengan baik, apalagi dalam karya seni teater yang dikembangkan dari teater tradisional mancanegara (Asia).
            Asas keutuhan perlu diterapkan dalam menerapkan kerja sama teater. Selain menerapkan asas keutuhan interksi dengan staf produksi dan staf atristik perlu dilakukan dengan baik. Penerapan prinsip kerja sama harus dilakukan dengan sungguh-sungguh.


Beberapa Jenis Teater Tradisional Mancanegara (Asia)
Teater tradisional Asia memiliki banyak macam dan beragam. Setiap Negara di Asia pun pasti memiliki teater tradisionalnya masing-masing.
1.      Teater Tradisional China
Opera Peking adalah salah satu teater tradisional China yang terkenal. Peking menggabungkan musik, tari, nyanyian, pantomim dan akrobat. Opera ini pertama kali muncul pada akhir abad ke-18 dan pada pertengahan abad ke-19 mulai populer di china. Tata busana dan tata riasnya pun rumit tetapi penuh dengan warna. Lakon Opera Peking biasanya diambil dari sejarah China, legenda, cerita-cerita rakyat. Para pemain memiliki spesialisasi peran tunggal, sheng (laki-laki), dan (perempuan), jing (tokoh yang wajahnya dilukis), dan chou (pelawak). Gerakan-gerakan pemainnya cenderung bersifat simbolik.
2.      Teater Tradisional Jepang
Kabuki adalah salah satu teater tradisional Jepang yang terkenal. Kabuki lahir pada zaman Jepang sedang menutup diri dari dunia luar (awal abad 18). Kabuki ini termasuk teater melodramatik yang penuh dengan warna-warni. Cerita pada kabuki biasanya merupakan kisah seseorang yang pintar dari kalangan biasa yang mampu memperdaya orang dari kalangan atas. Kabuki itu sendiri berasal dari 3 suku kata dalam bahasa Jepang, Ka yaitu menyanyi, bu yaitu menari, dan ki yaitu ketrampilan. Sehingga kabuki bisa diartikan sebagai seni menyanyi dan menari. Teater kabuki berbeda dengan teater Barat, jika di dalam teater Barat pelaku dan penonton dibatasi dengan lengkung proskenium, sedangkan dalam teater kabuki pelaku dan penonton tidak dibatasi oleh apapun atau tidak diberi jarak. Dan juga panggung kabuki menjorok ke arah penonton.
3.      Teater Tradisional Indonesia
Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangatlah bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal tersebut disebabkan karena unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbeda-beda tergantung pada tata cara dan sumber dimana teater tradisional itu lahir.
a.       Wayang
Wayang dikenal sejak zaman prasejarah sekitar 1500 tahun SM. Saat masyarakat di Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh dan nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang telah diwujudkan berbentuk gambar atau arca. Wayang pun merupakan seni tradisional Indonesia yg terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pada tanggal 7 November 2003 UNESCO mengakui pertunjukan wayang sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi maupun warisan yang indah dan berharga. Wayang pun mempunyai beberapa jenis menurut bahan pembuatannya, seperti:
-          Wayang Kulit : Wayang Madya, Wayang Wahyu, Wayang Dupara
-          Wayang Orang: Wayang Topeng
-          Wayang Rumput: Wayang Suket
b.      Ketoprak
Di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah, Ketoprak ialah teater rakyat yang paling dipopulerkan. Kata “kethoprak” itu sendiri berasal dari nama alat yaitu tiprak. Kata tiprak ini bermula dari prak. Karena bunyi tiprak adalah prak, prak, prak. Kethoprak juga berasal dari kothekan atau gejogan. Alat bunyi-bunyian yang berupa lesung dan ditambahkan kendang dan seruling oleh penciptanya. Bahasa yang digunakan merupakan salah satu bentuk yang diperhatikan dalam ketoprak. Meskipun yang digunakan bahasa Jawa, namun masalah unggahungguh bahasa harus diperhitungkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kethoprak adalah seni pertunjukan teater yang sederhana yang meliputi unsur tradisi jawa, baik dari struktur dialog, busana, musik tradisional yang dipertunjukan.
c.       Ludruk
Salah satu kesenia Jawa Timur yang cukup terkenal ialah Ludruk, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya laki-laki. Ludruk adalah suatu drama tradisional yang dimainkan olah sebuah grup kesenian yang terjadi di sebuah panggung dengan mengambil cerita wong cilik yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musiknya. Dialog dalam ludruk bersifat menghibur sehingga penonton dibuat tertawa oleh pertunjukannya, ludruk menggunakan bahasa khas Surabaya. Bahasa lugas yang dipakai pada ludruk, membuat kalangan non intelek (supir angkot, tukang becak, dll) mudh menyerapnya.


Penilaian untuk Pementasan Teater Tradisional
Dalam memberikan apresiasi terhadap pementasan teater harus bersifat subjektif, karena tergantung kepekaan dari masing-masing penonton.orang yang baru pertama kali menonton teater akan memberikan apresiasi yang berbeda dengan orang yang telah berpengalaman menonton teater.
Terdapat aspek-aspek yang dinilai dalam pementasan, yaitu:
·         Ekspresi yang digunakan oleh pemain
·         Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
·         Intomasi yang digunakan pemain
·         Setting panggungnya
·         Penjiwaan pemain dalam karakter yang diperankan
·         Volume suara yang digunakan pemain


Amanat dalam Teater Tradisional Mancanegara
            Amanat dalam teater ialah suatu pesan yang mengandung nilai-nilai moral sesuai dengan norma-norma kehidupan yang berlaku di masyarakat. Amanat cerita dalam pertunjukan teater dapat kita lihat atau perhatikan melalui prolog, dialog, dan penampilan tokoh.
Nilai moral yang kita ketahui dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
1.      Nilai sejarah, yaitu nilai untuk mengetahui atau mempelajari kejadian pada masa lalu.
2.      Nilai budaya, yaitu nilai yang mengandung dat istiadat, kebiasaan-kebiasaan hidup manusia di suatu daerah tertentu.
3.      Nilai didik, yaitu nilai yang mengajarkan pelajaran untuk menngetahui sesuatu.
4.      Nilai religi, yaitu nilai kehidupan beragama yang berhubungan dengan kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.










Kesimpulan
Teater merupakan karya seni yang dapat memberi sumbangan bagi keluhuran budi dan kematangan jiwa. Agar dapat berhasil dalam menikmati suatu karya teter, tingkat apresiasi yang tinggi sangat diperlukan. Teater mempunyai arti yang sama dengan drama, yaitu sebuah potret kehidupan manusia yang dipertunjukkan ditas pentas. Peranan pertunjukan teater tradisional Asia, yaitu sebagai tempat terjadinya hubungan yang ert antara seniman dengan masyarakat dan sebagai wadah cerminan budaya masyarakat setempat. Unsur estetis teater tradisional mancanegara (Asia) dapat diketahui melalui tata musik, tata gerak, keunikan, dan isi cerita.
Adapun teknik-teknik yang perlu dipersiapkan untuk pemeran teater, yaitu teknik olah tubuh, olah pikiran, dan olah suara. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang karya teater yang kreatif dari tradisional mancanegara (Asia) ialah, menuliskan gagasan pembuatan karya seni teater kretif, pembuatan karya seni teater kreatif. Asas keutuhan perlu dilakukan dalam menerapkan dalam bekerja sama berteater. Asas keutuhan dalam berakting ini memiliki arti, seorang pemain harus dapat melakukan kerja sama yang baik menuju satu tujuan yang sama, yaitu kesatuan makna.




DAFTAR PUSTAKA
Waluyo, Herman J. 2001. Drama, Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: PT Hanindita Graha.
Supriyanto, Henri. 1992. Lakon Ludruk Jawa Timur. Jakarta: Grasindo
Awuy, F. Tommy.1999. Teater Indonesia. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta

4 komentar:

  1. wayang bukannya berasal dari india om? datang ke indonesia bersama agama hindu dan buda, kemudian di adaptasi oleh orang-orang indo?

    BalasHapus
  2. Makasi ya, materinya sangat membantu

    BalasHapus