NPM: 19514092
Kelas: 2PA08
Gordon Allport
Allport
mengakui bahwa masa kanak-kanak mempunyai andil dalam mewujudkan pribadi yang
sehat, hanya saja hubungan itu tidak bersifat fungsional yang berkesinambungan.
Menurut Allport peranan orang tua (ibu) mempengaruhi perkembangan proprium
anak. Jika seorang anak mendapat kasih sayang yang cukup, perasaan aman, akan
menumbuhkan identitas diri dan diri akan meluas. Demikian pula jika seorang
anak yang dibesarkan dalam kondisi tidak aman, agresif, penuh tuntutan,
egosentris, pertumbuhan psikologisnya berkurang. Sebagai seorang dewasa, orang
itu akan dikontrol oleh dorongan masa kanak – kanak dan oleh keinginan dan
konflik dan mungkin mengembangakan suatu bentuk sakit jiwa.
Menurut
Allport, individu-individu yang sehat dikatakan mempunyai fungsi yang baik pada
tingkat rasional dan sadar. Menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang
membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga.
Kepribadian
yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa
kanak-kanak. Dimana orang-orang yang neurotis terikat dan terjalin erat pada
pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, berbeda dengan orang-orang yang sehat
yang bebas dari paksaan-paksaan masa lampau. Pandangan orang sehat adalah ke
depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer dan peristiwa-peristiwa yang akan
datang, dan tidak mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak.
Segi pandangan yang sehat ini memberi jauh lebih
banyak kebebasan dalam memilih dan bertindak. Orang yang matang dan sehat juga
akan terus menerus membutuhkan motif-motif kekuatan dan daya hidup yang cukup untuk
menghabiskan energi-energinya. Pada tahap perkembangan manapun, setiap individu
harus menemukan minat-minat dan impian-impian baru. Energi tersebut harus
diarahkan pada setiap tahap agar mencapai suatu kepribadian yang sehat.
Contohnya seorang remaja membutuhkan penyaluran-penyaluran atas energinya agar
terhindar dari kepribadian yang tidak sehat. Energi itu harus menemukan jalan
keluar, dan apabila energi tidak diungkapkan secara konstruktif maka mungkin
energi akan dilepaskan secara destruktif. Dimana beberapa anak yang kekurangan
tujuan-tujuan yang berarti dan konstruktif untuk menghabiskan energi mereka,
menyebabkan masalah kenakalan.
Dorongan yang bersifat konstruktif adalah sangat
penting bagi orang-orang yang sehat secara psikologis. Orang-orang yang demikian
mengejar secara aktif tujuan-tujuan, harapan-harapan, dan impian-impian, dan
kehidupan mereka dibimbing oleh suatu perasaan akan maksud, dedikasi, dan
komitmen. Pengejaran terhadap suatu tujuan tidak pernah berakhir; apabila suatu
tujuan harus dibuang, maka suatu motif yang baru harus cepat dibentuk. Orang
yang sehat melihat ke masa depan dan hidup dalam masa depan.
MOTIVASI PADA PRIBADI YANG SEHAT
Allport menyakini bahwa kebanyakan
orang termotivasi oleh dorongan yang dirasakannya daripada dengan
kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lalu, serta menyadari apa yang mereka
lakukan dan mempunyai pengetahuan atas alasan mengapa mereka melakukannya.
Allport juga menyatakan bahwa teori
motivasi harus mempertimbangkan pula perbedaan antara motif sekunder
(peripheral motives) dan usaha kuat yang bersifat sentral (propriate
strivings). Motif sekunder adalah motif-motif yang menurunkan kadar tekanan
sementara usaha kuat yang bersifat sentral yaitu untuk mempertahankan kadar
tekanan dan kondisi disekuilibrium.
Allport berpendapat bahwa kepribadian yang sehat
tidak dibimbing oleh kekuatan-kekuatan tidak sadar atau pengalaman-pengalaman
masa kanak-kanak. Manusia yang sehat memiliki kebutuhan terus-menerus akan
variasi, akan sensasi-sensasi dan tantangan-tantangan baru. Mereka tidak suka
akan hal-hal yang rutin dan mereka mencari-cari pengalaman-pengalaman baru.
Allport percaya bahwa dorongan dari semua orang yang
sehat adalah sama, orang yang sehat didorong ke depan oleh suatu visi masa
depan dan visi itu memperstukan kepribadian dan membawa orang itu kepada
tingkat-tingkat tegangan yang bertambah.
“DIRI” DARI ORANG YANG SEHAT
Proprium
Proprium digunakan Allport sebagai istilah perilaku
dan karakteristik yang di anggap sesuatu yang penting, sentral, dan, hangat
dalam kehidupan. Proprium bukanlah seluruhnya dalam kepribadian karena banyak
dari perilaku seseorang yang tidak hangat dan sentral. Ada tujuh aspek
dalam perkembangan proporium :
a. Bodily
Self : tahap 1-3.Pada 3 tahun pertama, bayi menjadi lebih peduli
terhadap keberadaan dirinya dan membedakan
tubuhnya dari objek-objek yang ada disekitarnya.
b. Self
Identity : anak-anak membuktikan dan menemukan identitas mereka tetap terlepas
dari perubahan di lingkungan mereka.
c. Self-esteem
: anak-anak mulai bangga pada prestasi (pencapaian) yang mereka raih.
d. Extension
of self : tahap ke 4-5. umur 4 sampai 6 tahun. Pada masa ini anak mengakui
objek-objek yang ada di sekitarnya dan orang-orang disekitar lingkungan mereka.
e. Self-image
: anak-anak mengembangkan gambaran aktual dan idealis dalam diri mereka dan
perilaku mereka serta menjadi lebih peduli terhadap kepuasan (atau
ketidakpuasan) terhadap harapan Orangtua.
f. Self
as a rational coper : tahap 6. Umur 6-12 tahun, anak-anak mulai
mengapli-kasikan alasan dan pengetahuan untuk mencapai solusi terhadap masalah
yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
g. Propriate
striving : tahap 7. pada masa remaja awal (sebelum teenage) mulai membentuk
tujuan jangka panjang dan rencana.
Perilaku
yang tidak bersifat proprium meliputi:
a. Dorongan
dan kebutuhan dasar yang biasanya dapat dipenuhi dan terpuaskan tanpa banyak
keulitan
b. Kebiasaan-kebiasaan
umum, seperti menggunakan pakaian
c. Perilaku
sehari-hari, seperti menggosok gigi, yang dilakukan secara otomatis dan tidak
krusial dalam pembentukan rasa diri seseorang.
CIRI PRIBADI YANG SEHAT
Gordon Allport (1937) membuat hipotesis tentang
sifat-sifat kepribadian yang dewasa. Beberapa asumsi umum di butuhkan agar kita
bisa memahami konsepsi Allport tentang pribadi yang dewasa:
a.
Pribadi yang dewasa secara psikologis
dicirikan oleh sikap proaktif, yaitu tidak hanya bereaksi kepada stimuli
eksternal, tetapi juga sanggup bertindak dengan sadar terhadap lingkungannya
dengan cara-cara yang baru dan inovatif, sehingga lingkungan pun bereaksi
kepada mereka juga.
b.
Kepribadian yang dewasa tampaknya lebih
termotivasikan oleh proses-proses sadar dari pada kepribadian yang terdistorsi,
menjadikan mereka lebih fleksibel dan mandiri dari pada pribadi sehat yang
masih terus di dominasioleh motif-motif bawah sadar yang muncul dari pengalaman
masa kanak-kanak. Individu yang sehat secara psikologis adalah pribadi unik
bukan karena tidak pernah berbuat kekeliruan dan kesalahan.
KRITERIA
KEPRIBADIAN YANG MATANG
Tujuh kriteria kematangan ini merupakan
pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.
1.
Perluasan Perasaan Diri
Ketika diri berkembang, maka diri itu meluas
menjangkau banyak orang dan benda. Mula-mula diri berpusat hanya pada individu.
Kemudian ketika lingkaran pengalamn-pengalaman bertumbuh maka diri bertambah
luas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak. Dengan kata lain ketika
orang menjadi matang, dia mengembangkan pehatian-perhatian di luar diri. Orang
harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh. Allport menamakan hal ini
“partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting
dari usaha manusia”. Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas. Dalam
pandangan Allport, suatu aktivitas harus relevan dan penting bagi diri; harus
berarti sesuatu bagi orang itu.
Kita mengetahui bahwa ada kemungkinan mengerjakan
sesuatu secara aktif tanpa merasakan suatu keterlibatan pribadi yang otentik
atau perasaan partisipasi. Dalam pandangan Allport, suatu aktivitas harus
relevan dan penting bagi diri. Apabila anda mengerjakan suatu pekerjaan karena
anda percaya bahwa pekerjaan itu penting, karena pekerjaan itu menantang kemampuan-kemampuan
anda, atau karena mengerjakan pekerjaan itu dengan sebaik-baiknya membuat anda
merasa enak, maka anda merupakan seorang partisipan yang otentik dalam pekerjaan
itu. Aktivitas itu lebih berarti bagi anda daripada pendapatan yang diperoleh;
aktivitas itu memuaskan kebutuhankebutuhan lain juga.
Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan
berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat secara
psikologis. Perasaan partisipasi otentik ini berlaku bagi pekerjaan kita,
hubungan dengan keluarga dan teman-teman, kegemaran, dan keanggotaan kita dalam
politik dan agama.
2.
Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
Allport membedakan dua macam kehangatan alam
hubungan dengan orang-orang lain; kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk
perasaan terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman
(cinta) terhadap orangtua, anak, partner, teman akrab. Orang mengungkapkan
paritisapi otentik dengan orang yang dicintai dan memperlihatkan
kesejahteraannya; hal ini sama pentingnya dengan kesejahteraan individu
sendiri. Syarat lain bagi kapasitas untuk keintiman adalah suatu perasaan
identitas diri yang berkembang dengan baik.
Ada perbedaan antara hubungan cinta dari orang-orang
yang neurotis dengan hubungan cinta dari kepribadian-kepribadian yang sehat. Orang
yang neurotis harus menerima cinta jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka
untuk memberinya. Apabila mereka memberi cinta, maka cinta itu diberikan dengan
syarat-syarat dan kewajiban-kewajiban yang bersifat timbal balik. Cinta dari
orang–orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat. Perasaan
terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi
dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa.
Orang yang sehat memiliki kapasitas untuk memahami
kesakitan-kesakitan, penderitaanpenderitaan, ketakutan-ketakutan, dan
kegagalan-kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia. Empati itu timbul
melalui “perluasan imajinatif” dari perasaan orang sendiri terhadap kemanusiaan
pada umumnya.
Kepribadian yang matang sabar terhadap tingkah laku
orang-orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya. Orang-orang yang sehat
menerima kelemahan kelemahan manusia.
3.
Keamanan Emosional
Sifat dari kepribadian yang sehat ini meliputi
beberapa kualitas; kualitas utama adalah penerimaan diri.
Kepribadian-kepribadian yang sehat mempu menerima semua segi dari ada mereka, termasuk
kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekuarangan tanpa menyerah secara pasif pada
kelemahan-kelemahan tersebut. Orang sehat mampu hidup dengan ini dan segi-segi
lain dalam kodrat manusia, dengan sedikit konflik dalam diri mereka atau dengan
masyarakat. Mereka berusaha bekerja sebaik mungkin dan dalam proses mereka
berusaha memperbaiki diri mereka.
Kepribadian-kepribadian yang sehat juga mampu
menerima emosiemosi mereka, mereka bukan tawanan dari emosi-emosi mereka, dan
mereka juga tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu. Kepribadian yang
sehat mengontrol emosi-emosi mereka. Orang yang neurotis, menyerah pada emosi
apa saja yang dominan pada saat itu. Berkali-kali memperlihatkan kemarahan atau
kebencian, betapapun perasaan-perasaan itu mungkin tidak tepat.
Kualitas lain dari keamanan emosional ialah apa yang
disebut Allport “sabar terhadap kekecewaan”. Orang yang sehat sabar menghadapi
kemunduran-kemunduran; mereka tidak menyerahkan diri kepada kekecewaan, tetapi
mampu memikirkan cara-cara yang berbeda, yang kurang menimbulkan kekecewaan
untuk mencapai tujuan-tujuan yang sama atau tujuan-tujuan substitusi.
Orang-orang yang sehat tidak bebas dari
perasaan-perasaan tidak aman dan ketakutan-ketakutan, tetapi mereka merasa
kurang terancam dan dapat menanggulangi perasaan-perasaan tersebut lebih baik
daripada orang-orang yang neurotis.
4.
Persepsi Realistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara
objektif. Sebaliknya orang yang neurotis kerapkali harus mengubah realitas
supaya membuatnya sesuai dengan keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan, dan
ketakutan-ketakutan mereka sendiri.
Orang-orang
yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang lain atau situasi-situasi
semuanya jahat atau semuanya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap
realitas. Mereka menerima realita sebagaimana adanya.
5.
Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya
menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan
menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu
suatu tingkat kemampuan.
Allport mengemukakan bahwa ada kemungkinan
orang-orang yang memiliki ketrampilan-ketrampilan menjadi neurotis. Akan tetapi
tidak mungkin menemukan orang-orang yang sehat dan matang yang tidak
mengarahkan ketrampilan mereka pada pekerjaan mereka. Komitmen dalam
orang-orang yang sehat begitu kuat sehingga mereka sanggup menenggelamkan semua
pertahanan yang berhubungan dengan ego dan dorongan (seperti kebanggaan) ketika
mereka terbenam dalam pekerjaan.
Dedikasi terhadap pekerjaan ini ada hubungannya
dengan gagasan tentang tanggung jawab dan dengan kelangsungan hidup yang
positif. Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan konstinuitas
untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang
positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukan dengan dedikasi,
komitmen, dan keterampilan-keterampilan.
6.
Pemahaman Diri
Usaha untuk mengetahui diri secara objektif mulai
pada awal kehidupan dan tidak akan pernah berhenti, tetapi ada kemungkinan
mencapai suatu tingkat pemahaman diri tertentu yang berguna dalam setiap usia.
Kepribadian yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi
daripada orang-orang yang neurotis.
Pengenalan diri yang memadai menuntut pemahaman
tentang hubungan/perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang
dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya. Semakin dekat hubungan antara
kedua gagasan ini, maka individu juga semakin matang. Hubungan lain yang
penting adalah hubungan antara apa yang dipikirkan orang-orang lain tentang dirinya
itu. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang-orang lain dalam merumuskan
suatu gambaran diri yang objektif.
Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri (selfobjectification)
yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan
kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain. Orang itu
akan menadi hakim yang seksama terhadap orang-orang lain, dan biasanya
dia diterima dengan lebih baik oleh orang-orang lain.
Allport juga mengemukakan bahwa orang yang memiliki
wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang
memiliki wawasan diri yang kurang. Selain itu, terdapat korelasi yang
tinggi antara tingkat wawasan diri dan perasaan humor, yakni tipe humor
yang menyangkut persepsi tentang hal-hal yang aneh dan hal-hal yang
mustahil serta kemampuan untuk menertawakan diri sendiri. (Allport membedakan
humor ini dari humor komik kasar yang menyangkut seks dan agresi).
7.
Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang-orang yang sehat melihat ke depan, didorong
oleh tujuantujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Orang-orang ini mempunyai
suatu perasaan akan tujuan, suatu tugas untuk bekerja sampai selesai, sebagai
batu sendi kehidupan mereka, dan ini memberi kontinuitas bagi kepribadian
mereka.
Allport menyebut dorongan yng mempersatukan ini
“arah” (directness). Arah ini membimbing semua segi kehidupan seseorang
menuju suatu tujuan atau rangkaian tujuan) serta memberikan orang itu suatu
alasan untuk hidup. Tanpa tujuan kita mungkin akan mengalami masalah-masalah
kepribadian. Mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa
aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan.
Mungkin kerangka untuk tujuan-tujuan khusus itu
adalah ide tentang nilai-nilai. Allport menekankan bahwa nilai-nilai (bersama dengan
tujuan-tujuan) adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup
yang mempersatukan. Seorang individu dapat memilih di antara berbagai
nilai-nilai dan nilai-nilai itu mungkin berhubungan dengan diri sendiri atau
mungkin nilai-nilai itu luas dan dimiliki oleh banyak orang lain.
Orang yang neurotis tidak memiliki nilai-nilai atau
hanya memiliki nilai-nilai yang terpecah-pecah dan bersifat sementara.
Nilai-nilai orang yang neurotis tidak tetap atau tidak cukup kuat untuk mengikat
atau mempersatukan semua segi kehidupan.
Suara hati juga berperan dalam suatu filsafat hidup
yang mempersatukan. Suara hati yang tidak matang sama seperti suara hati
kanak-kanak, yang patuh dan membudak, penuh dengan pembatasan-pembatasan dan
larangan-larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak ke dalam masa dewasa. Suara
hati yang tidak matang bercirikan perasaan “harus” dan bukan “sebaiknya”. Suara
hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri
sendiri dan kepada orang-orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai
agama dan nilai-nilai etis.
DAFTAR PUSTAKA
Schultz,
D. (1991). Psikologi Pertumbuhan:
Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: PT Kanisius.
Feist, J., Feist, G.J.
(2011). Teori Kepribadian. Jakarta:
Salemba Humanika.
http://noviapiaviapiyuk.blogspot.co.id/2013/05/teori-kepribadian-menurut-gordon-allport.html.
Diakses pada 08 April 2016
http://dhiya-atika-fib13.web.unair.ac.id/artikel_detail-98405-Etika%20%20Kepribadian-Teori%20kepribadian%20menurut%20Allport.html
. Diakses pada 09 April 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar