NPM: 19514092
Kelas: 2PA08
Carl. R Rogers
Carl Rogers adalah
seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang berpusat
pada klien (client centered). Rogers kemudian menyusun teorinya dengan
pengalamannya sebagai terapis selama bertahun-tahun. Teori Rogers mirip dengan pendekatan
Freud, namun pada hakikatnya Rogers berbeda dengan Freud karena Rogers
menganggap bahwa manusia pada dasarnya baik atau sehat. Dengan kata lain,
Rogers memandang kesehatan mental sebagai proses perkembangan hidup alamiah, sementara
penyakit jiwa, kejahatan, dan persoalan kemanusiaan lain dipandang sebagai
penyimpangan dari kecenderungan alamiah.
Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi
humanis, aliran fenomenologis eksistensial, psikolog klinis dan terapis,
ide-ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalamanpengalaman terapeutiknya.
Ide pokok dari teori – teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam
diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah–masalah
psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan
individu untuk aktualisasi diri.
Orang
yang sehat menurut Rogers adalah orang yang bisa mengaktualisasikan dirinya.
Aktualisasi diri terjadi berkesinambungan, tidak statis. Aktualisasi diri
adalah suatu proses yang sulit dan terkadang menyakitkan. Berkembangnya konsep
diri yang sehat tergantung dari pengalman masa kecil anak akan pnerimaan dan
cinta kasih (ibu).
Rogers
percaya bahwa orang-orang yang dibimbing oleh persepsi sadar mereka sendiri
tentang diri mereka dan dunia sekitar mereka bukan oleh kekuatan-kekuatan tidak
sadar yang tidak dapat mereka kontrol.
Menurut Rogers, manusia yang sadar dan rasional
tidak dikendalikan oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak, seperti
pembiasaan akan kebersihan, penyapihan yang lebih cepat, dsb. Akan tetapi
Rogers mengemukakan bahwa pengalaman-pengalaman masa silam dapat mempengaruhi
cara bagaimana kita melihat kehidupan sekarang yang pada masanya mempengaruhi
tingkat kesehatan psikologis kita. Jadi, pengalaman masa kanak-kanak adalah
penting, tapi fokus Rogers tetap pada apa yang terjadi sekarang bukan pada apa
yang terjadi waktu itu. Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis,
karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi individu. Realitas
tiap orang akan berbeda–beda tergantung pada pengalaman–pengalaman
perseptualnya. Lapangan pengalaman ini disebut dengan fenomenal field.
Rogers menerima istilah self sebagai fakta dari lapangan fenomenal
tersebut.
Diri dan Aktualisasi Diri
Menurut Rogers (1959),
bayi mulai mengembangkan konsep diri yang samar saat sebagian pengalaman mereka
telah dipersonalisasikan dan dibedakan dalam kesadaran pengalaman sebagai “aku”
(“I”) atau “diriku” (“me”).
Saat
bayi telah membangun struktur diri yang mendasar, kecenderungan mereka untuk
aktualisasi mulai berkembang. Aktualisasi diri (self-actualization) merupakan
bagian dari kecenderungan aktualisasi sehingga tidak sama dengan kecenderungan
itu sendiri. Kecenderungan aktualisasi merujuk pada pengalaman organisme dari
individu; sehingga hal tersebut merujuk pada manusia secara keseluruhan –
kesadaran dan ketidaksadaran, fisiologis dan kognitif.
Motivasi Orang yang Sehat:
Aktualisasi
Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah
aktualisasi diri. Rogers menempatkan suatu dorongan -“satu satu kebutuhan
fundamental”-dalam sistemnya tentang kepribadian : memeliharakan,
mengaktualisasikan, meningkatkan semua segi individu. Kecenderungan ini dibawa
sejak lahir dan meliputi komponen-komponen pertumbuhan fisiologis dan
psikologis, meskipun selama tahun-tahun awal kehidupan, kecenderungan tersebut
lebih terarah kepada segi-segi fisiologis. Kecenderungan aktualisasi
memungkinkan organisme hidup terus dengan membantu dan mepertahankan
kebutuhan-kebutuhan jasmaniah dasar.
Akan tetapi aktualisasi berbuat jauh lebih banyak
daripada mempertahankan organisme; aktualisasi juga memudahkan dan meningkatkan
pematangan dan pertumbuhan. Kecenderungan aktualisasi pada tingkat fisiologis
benar-benar tidak dapat diekakang; kecenderungan itu mendorong individu ke
depan dari salah satu tingkat pematangan ke tingkat pematangan berikutnya yang
memaksakanya untuk menyesuaikan diri dan tumbuh.
Rogers percaya bahwa manusia memiliki dorongan yang
dibawa sejak lahir untuk menciptakan dan bahwa hasil ciptaan yang sangat
penting adalah diri orang sendiri, suatu tujuan yang dicapai jauh lebih sering
oleh orang-orang yang sehat daripada orang-orang yang sakit secara psikologis.
Konsep Diri
Konsep diri (self concept) menurut Rogers
adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan disimbolisasikan,
dimana “aku“ merupakan pusat referensi setiap pengalaman. Konsep diri merupakan
bagian inti dari pengalaman individu yang secara perlahan dibedakan dan
disimbolisasikan sebagai bayangan tentang diri yang mengatakan “apa dan siapa aku
sebenarnya“ dan “apa yang sebenarnya harus saya perbuat“. Jadi, self concept
adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan
aku dan membedakan aku dari yang bukan aku.
Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri
real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut
sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi yaitu:
a. Incongruence
Incongruence adalah
ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual
disertai pertentangan dan kekacauan batin.
b. Congruence
Congruence berarti
situasi dimana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep
diri yang utuh, integral, dan sejati.
Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan
kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain.
Perkembangan diri dipengaruhi oleh cinta yang diterima saat kecil dari seorang
ibu. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi
lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional
positive regard (tak bersyarat).
·
Jika individu menerima cinta tanpa
syarat, maka ia akan mengembangkan penghargaan positif bagi dirinya (unconditional
positive regard) dimana anak akan dapat mengembangkan potensinya untuk
dapat berfungsi sepenuhnya.
·
Jika tidak terpenuhi, maka anak akan
mengembangkan penghargaan positif bersyarat (conditional positive regard).
Dimana ia akan mencela diri, menghindari tingkah laku yang dicela, merasa
bersalah dan tidak berharga.
Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi
sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini
berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person
sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri
dengan penuh kepercayaan.
Orang
yang Berfungsi Sepenuhnya
Hal yang pertama
dikemukakan tentang versi Rogers mengenai kepribadian yang sehat, yakni
kepribadian yang sehat itu bukan merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan
dari proses, “suatu arah bukan sutu tujuan”.
Hal kedua mengenai
aktualisasi dir yaitu merupakan suatu proses yang sukar dan terkadang
menyakitkan. Hal ketiga yaitu mengeni orang-orang yang mengaktualisasikan diri,
yakni mereka benar-benar adalah diri mereka sendiri.
Rogers mengemukakan lima sifat khas dari seseorang
yang berfungsi penuh:
a. Keterbukaan
pada Pengalaman
Keterbukaan
pada pengalaman adalah lawan dari sikap defensif. Bahwa kepribadian seseorang itu
bersifat fleksibel, tidak hanya mau menerima pengalaman-pengalaman yang
diberikan oleh kehidupan, tetapi juga dapat menggunakannya dalam membuka
kesempatan-kesempatan persepsi dan ungkapan baru. Orang yang berfungsi
sepenuhnya dapat dikatakan lebih “emosional” dalam artian bahwa ia mengalami
banyak emosi yang bersifat positif dan negatif dan mengalami emosi-emosi itu
lebi kuat dibandingkan orang yang defensif.
b. Kehidupan
Eksistensial
Orang
yang sehat terbuka kepada semua pengalaman, maka kepribadian terus-menerus
disegarkan oleh setiap pengalaman-pengalaman, sedangkan orang defensif harus
mengubah suatu pengalaman baru untuk membuatnya harmonis dengan diri. Orang
yang tidak mudah berprasangka ataupun memanipulasi pengalaman melainkan
menyesuaikan diri karena kepribadiannya terus-menerus terbuka kepada pengalaman
baru.
c. Kepercayaan
Terhadap Organisme Orang Sendiri
Seseorang
akan Bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang
sangat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan yang lebih dapat diandalkan
daripada faktor-faktor rasional atau intelektual. Orang yang berfungsi
sepenuhnya dapat bertindak menurut impuls-impuls yang timbul seketika dan
intuitif.
d. Perasaan
Bebas
Rogers
percaya bahwa semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin juga ia
mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak. Orang yang sehat dapat memilih
dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan antara alternatif pikiran dan tindakan.
e. Kreativitas
Semua
orang yang berfungi sepenuhnya sangat kreatif. Orang-orang yang kreatif dan
spontan tidak terkenal karena konformitas atau penyesuaian diri yang pasif
terhadap tekanan-tekanan sosial dan kultural. Seorang yang kreatif bertindak
dengan bebas dan menciptakan hidup, ide dan rencana yang konstruktif, serta
dapat mewujudkan kebutuhan dan potensinya secara kreatif dan dengan cara yang
memuaskan.
DAFTAR
PUSTAKA
Schultz,
D. (1991). Psikologi Pertumbuhan:
Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: PT Kanisius.
Feist, J., Feist, G.J.
(2011). Teori Kepribadian/Buku 2.
Jakarta: Salemba Humanika.
https://agnesdevia.wordpress.com/2013/07/09/teori-kepribadian-sehat-menurut-tokoha-allport-ciri-ciri/.
Diakses pada 10 April 2016
http://psikology09b.blogspot.co.id/2010/11/makalah-psi-kep-carl-rogers.html?m=1
. Diakses pada 10 Apri 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar